Selasa siang (27/08), Guaeri Gallery menggelar workshop Photobook and Design Thinking: An Introduction di ruangan 03.24a Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Terlihat meja-meja yang ditata berderet dengan sekumpulan foto di atasnya. Foto-foto tersebut hasil jepretan peserta workshop yang akan dikreasikan menjadi sebuah buku foto. Ada foto-foto yang cukup personal, misalnya, menampakkan kegiatan si pemotret dalam beberapa waktu terakhir, tempat-tempat yang bermakna baginya, bahkan momen-momen kebersamaannya dengan teman maupun keluarga.

Workshop ini merupakan kerja sama antara Gueari Galeri dengan Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dan menjadi bagian dari serangkaian acara Conference on Communication, Culture, and Media Studies (CCCMS) 2024. Pemateri sekaligus fasilitator dari Gueari Galeri, Caron Toshiko dan Andi Ari Setiadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan pengantar kepada para peserta untuk mengenal buku foto sebagai salah satu cara mengekspresikan diri. Caron meyakini bahwa semua orang, terlepas dari apakah ia mendalami fotografi maupun tidak, tetap bisa menggunakan foto untuk membicarakan banyak hal melalui visual.

“Kami melihat fotografi itu salah satu medium nonverbal yang bisa digunakan semua orang untuk menggali banyak hal dengan cara yang mudah dan menarik,” imbuhnya.

Sementara Ari, setali tiga uang dengan Caron, mengatakan bahwa semua orang saat ini bisa menjadi fotografer, sebab kegiatan memotret kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sehingga, lanjutnya, setiap orang bisa membuat cerita dari karya fotonya. Namun, cerita apa yang hendak disampaikan dan bagaimana ia disampaikan, itu semua tergantung dari si pemotret itu sendiri.

“Ada cerita, ada kegelisahan, atau ada kemarahan, bahkan dan foto bisa menjadi medium untuk mengeluarkan itu semua,” jelas Ari.

Sri Rahmawati, salah satu peserta workshop, mengaku tertarik dengan buku foto karena ia pribadi gemar menggabungkan aspek tulisan dan foto dalam hobi jurnaling-nya. Saat mengikuti workshop, Rahma belum menyiapkan konsep yang matang, tapi ia berharap suatu hari nanti ia bisa menerbitkan karya berdasarkan hobinya tersebut.

“Aku ingin bisa nerbitin buku foto archive, mungkin tentang academic journey-ku atau hal-hal simpel lain. Aku tuh suka ngumpulin kaya tiket kereta atau kalau aku makan sama orang yg spesial, aku bakal simpan nota-nya, mungkin hal-hal kaya gitu suatu hari bisa kujadikan buku foto,” pungkas Rahma.

Penulis: Khumaid Akhyat Sulkhan