Yogyakarta, 28 Agustus 2024 – Auditorium Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia menjadi saksi bisu dari sebuah diskusi mendalam tentang demokrasi dan media. Keynote speech dari Nico Carpentier, Extraordinary Professor dari Charles University, menghadirkan perspektif yang segar tentang konsep “Demokrasi Hibrida”.
Carpentier mengawali presentasinya dengan menekankan pentingnya diskursus dalam memahami makna dan proses sosial.
“We need discourse to produce meaning, to understand the word, to understand natural process,” ujarnya. Hal ini menjadi dasar bagi pemahamannya tentang demokrasi sebagai sebuah konstruksi sosial yang selalu berubah dan beradaptasi dengan konteks sejarah, politik, dan budaya.
Dalam perspektif Carpentier, demokrasi bukanlah entitas statis, melainkan sebuah proses yang melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda. Media berperan sentral dalam proses ini, sebagai wadah untuk memperdebatkan, mengkritik, dan mengawasi kekuasaan. Namun, hubungan antara demokrasi dan media bukanlah selalu harmonis.
Carpentier mencontohkan bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam demokrasi dapat memiliki konsekuensi yang beragam. “In many cases, high level of democracy being more ethical, high citizen participation even high dangerous in some cases.” ungkapnya. Ia menekankan bahwa diskursus tentang demokrasi di media sosial dapat menjadi contoh konkrit dari fenomena ini.
Salah satu pertanyaan menarik dari peserta yang muncul selama diskusi adalah tentang fenomena “buzzer politik” di Indonesia. Carpentier memberikan pandangan kritisnya, menekankan bahwa wartawan harus berperan sebagai penjaga kebenaran. Mereka harus mampu mengidentifikasi informasi palsu atau bohong yang disebarkan oleh politisi dan mengungkapkannya kepada publik.
“The journalist have power on it,” ujar Carpentier. Namun, ia juga mengingatkan bahwa masyarakat harus aktif dalam menilai kinerja media. “But we have to point it that we ask them (journalists) not as journalist but deeply for community responsibilities.” tegasnya.
Keynote speech Nico Carpentier memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas demokrasi dan peran media di dalamnya. Dalam era informasi yang semakin cepat berkembang, pemahaman yang mendalam tentang konsep “Demokrasi Hibrida” menjadi semakin penting untuk memastikan keberlanjutan demokrasi dan kebebasan pers.
Penulis: Desmalinda